Minggu, 30 Mei 2010

PALESTINA SEJARAH KONFLIK PALESTINA-ISRAEL DAN PROSES DIPLOMASI

oleh:
Dimas Wahyu Satria
209000344

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Perang di Palestina adalah perang dengan sejarah yang panjang dan sampai saat ini belun juga usai. Perang ini bermula pada saat setelah Balfour Declaration (Deklarasi Balfour) pada tahun 1917, dimana dinyatakan bahwa tanah Palestina dihibahkan ke Inggris oleh Kerajaan Turki Ottoman. Inggris membagi wilayah Palestina untuk kaum Arab Palestina dan kaum Yahudi. Arab Palestina mendapat bagian di wilayah timur Sungai Yordan sedangkan orang-orang yahudi di sebelah barat Sungai Yordan[1].

Namun orang-orang Arab tidak setuju dengan pembagian tersebut. Bangsa Arab beranggapan bahwa kaum Yahudi ingin menguasai tanah tersebut (Palestina). Pada tahn 1929, dipimpin oleh Grand Mufti Hajj Amin El Husseini, seorang Pro-Nazi Palestinian dan pemimpin Muslim, mereka (orang-orang Arab Palestina) melakuksan aksi seperti halnya kerusuhan yang banyak menelan korban jiwa dari kedua belah pihak. Kerusuhan-kerusuhan itu berujung pada Pemberontakan Arab atau Arab Revolt pada tahun 1936-1939[2].

Pada tahun 1947 akhirnya diputuskan oleh PBB bahwa wilayah mandat Inggris atas Palestina dibagi menjadi dua bagian. Satu untuk Arab Palestina dan sisanya untuk Israel. Lagi-lagi kaum Arab tidak menerima keputusan itu dan akhirnya pecahlah perang. Pada perang ini, Israel menjadi pemenang, lalu memperluas wilayahnya.

14 Mei 1948 negara Israel diproklamirkan. Tetapi itu menjadi masalah karena di daerah yang sama juga bermukin orang-orang Arab Palestina. Orang-orang Arab menolak untuk mengakui adanya negara Israel ataupun berdamai dengan mereka (Israel). Hal inilah yang melahirkan PLO (Palestine Liberation Organization) atau Organisasi Pembebasan Palestina. Setalah memproklamirkan berdiriya negara Israel, perang pun pecah. Perang tidak hanya tidak hanya terjadi satu kali dan hanya di Palestina saja, tetapi juga di negara-negara Arab lainnya. Perang pecah lagi pada tahun 1967 (Perang Enam Hari), 1973 (Perang Yom Kippur atau Perang Ramadhan 1973) dan 1982 (Israel menginvasi Libanon)[3].

Sejak Perang Enam Hari, Israel telah menduduki wilayah tepi barat dan jalur Gaza dengan luas sekitar 2.200 mil persegi dan membangun permukiman penduduk dengan jumlah 220.000 yang mayorias berada di bagian tepi barat.dan itu terus terjadi hingga saat ini.[4]

1.2 KERANGKA TEORI

· Teori Hedley Bull

Dengan menggunakan teori Hedley Bull, akan dijelaskan bagaimana upaya diplomasi di Palestina ini dapat berfungsi sebagai peredam konflik, alat komunikasi atau sarana komunikasi dsb.

· Teori Organisasi Internasional

Akan menjekaskan bagaimana fungsi Organisasi Internasional dalam upaya penyelesaian konflik di Palestina

· Teori Resolusi Konflik

Akan menjelaskan bagaimana resolusi konflik dapat menyelesaikan konflik secara komprehensif, menciptakan solusi bagi negara-negara yang berperang untuk menyelesaikan konflik dengan cara-cara non-kekerasan.

1.3 RUMUSAN MASALAH

Perang di Palestina dan negara Arab sekitarnya terhadap Israel menimbulkan berbagai macam pertanyaan, antara lain:

· Apa yang diperebutkan antara Palestina dan Israel?

· Bagaimana reaksi dunia internasional terhadap konflik yang terjadi di palestina?

· Adakah peran Organisasi Internasional dalam upaya perdamaian atau penyelesaian konflik di Palestina?

· Apa sajakah contoh proses diplomasi yang berjalan dalam upaya penyelesaian konflik di Palestina?

· Adakah pelanggaran-pelanggaran (contoh: pelanggaran HAM) yang dilakukan dalam konflik tersebut?



[1] Iqbal, Akhmad 2010 , ‘Perang Arab-Israel’ dalam Perang Perang Paling Berpengaruh Di Dunia , JB Publisher, Yogyakarta hal.153

[2] ‘Hajj Amin al Husseini, (Haj Amin el Husseini) Grand Mufti of Jerusalem (Hussayni) Definition’ dari

[3] ‘Israel Invades Lebanon’ dalam A History of Conflict, http://news.bbc.co.uk/2/shared/spl/hi/middle_east/03/v3_ip_timeline/html/1982.stm

[4] ‘Occupation, Land & Settlements’ dalam In a Nutshell: Israeli Palestinian Conflict http://www.mideastweb.org/nutshell.htm


BAB II

PEMBAHASAN

  1. Apa yang diperebutkan antara Palestina dan Israel?

Apa yang sesungguhnya diperebutkan oleh orang-orang Arab Palestina dan Yahudi Israel di Palestina? Sudah kita ketahui bahwa Jerusalem yang terletak di Palestina merupakan kota suci bagi tiga agama yaitu Yahudi, Kristen dan Islam. Karena faktor inilah banyak yang beranggapan bahwa konflik di Palestina adalah konflik antar agama. Sebenarnya apabila dikaji lebih dalam, maka dapat dilihat bahwa ini bukanlah konflik antar agama melainkan lebih kepada masalah politik dengan agama yang secara tidak sengaja terbawa dalam konflik ini.

Di Palestina terdapat Tembok Ratapan yang terletak di sisi barat temple mount. Tembok ratapan merupakan tempat suci bagi umat Yahudi. Dibangun oleh Raja Solomon atau yang kita sebut Nabi Sulaiman A.S. Tembok ratapan merupakan bagian dasar dari Masjidil Aqsa dan Masjidil Omar yang merupakan tempat suci umat Muslim. Apabila dilihat secara awam, maka dapat kita lihat bahwa memang benar ini adalah konflik antar agama, yang memperebutkan daerah tempat suci. Tetapi apabila dilihat lebih dalam, ternyata ada kepentingan politik di dalamnya.

Orang-orang Arab Palestina menolak keputusan pemerintah Inggris dalam membagi wilayah hasil hibah Kerajaan Turki Ottoman. Dalam keputusan itu, warga Arab Palestina membagi wilayahnya dengan kaum Yahudi. Warga Arab Palestina tidak setuju karena Palestina merupakan wilayah mereka, sedangkan kaum yahudi yang datang adalah imigran dari Eropa Timur.

Arab Palestina tidak setuju untuk membagi wilayah mereka, yang juga tempat suci bagi mereka, kepada para imigran tersebut. Tetapi sayangnya, imigran (Yahudi) telah lebih dulu melakukan lobi ke Perdana Menteri Inggris di London[1].

Bangsa Arab Palestina semakin meradang ketika kaum Yahudi tersebut memproklamirkan negara Israel. Negara israel diplroklamirkan pada tanggal 14 Mei 1948 oleh imigran Yahudi Davis Ben-Gurion. Sisi politiknya yang mungkin ada adalah:

· Kaum yahudi pasca perang dunia kedua merupakan bangsa yang terbuang dan membutuhkan tempat tinggal/daerah untuk bermukim

· Kaum yahudi memanfaatkan unsur agama tentang tanah terjanji untuk merebut palestina dari bangsa Arab

· Letak palestina yang berada di sisi laut mediterania merupakan posisi yang strategis untuk perdagangan dan pariwisata (bisa menghasilkan devisa)

· Mendirikan negara Israel di Palestina merupakan tujuan dari pergerakan Zionis ciptaan Theodore Herzl pada tahun 1896

  1. Reaksi dunia internasional terhadap konflik yang terjadi di Palestina

Setelah bangsa Yahudi memproklamirkan berdirinya negara Israel, muncul kecaman dari negara-negara disekitarnya (negara-negara Arab). Kecaman muncul dari Lebanon, Suriah, Yordania, Mesir, Irak, dan negara Arab lainya. Tidak hanya mengecam, bahkan negara-negara tersebut langsung melakukan serangan ke Israel. Tetapi justru pihak negara-negara Arab mengalami kekalahan. Reaksi juga berdatangan, tidak hanya pada masa-masa awal konflik, tetapi juga sampai saat ini.

Umunya, reaksi yang muncul pada masa-masa sekarang lebih fokus untuk memprotes aksi di jalur Gaza.Contohnya adalah reaksi dari London, Inggris pada tanggal 10 Mei 2008. Sekitar 1500 demonstran melakukan aksi jalan kaki untuk menentang pendudukan Israel dan meminta untuk mengakhiri konflik di Gaza[2]. Reaksi lainnya juga muncul dari Indonesia. Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengirim surat ke Sekretaris Jendral PBB dan Dewan Keamanan PBB, untuk mendesak dengan segera penyelesaian konflik di Gaza. Hal itu dilakukan bertepatan dengan aksi FPI (Front Pembela Islam) yang berencana untuk mengirim ‘pasukannya’ ke jalur Gaza untuk membantu saudara sesama Muslim disana.

  1. Adakah peran Organisasi Internasional dalam upaya penyelesaian konflik di Palestina?

Dalam suatu konflik di suatu negara, perlu adanya campur tangan Organisasi Internasional yang berfungsi sebagai mediator, peace builder dan peacekeeper. Salah satu Organisasi Internasional yang ikut berperan dalam upaya tersebut tidak lain adalah PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). PBB dengan Dewan Keamanan-nya (security council) dalam upaya menyelesaikan konflik di Palestina, telah mengeluarkan banyak resolusi. Salah satu contoh resolusi Dewan Keamanan PBB dalam upaya penyelesaian konflik di Palestina adalah:

· Resolusi no.1402 (30 Maret2002) yang berisikan bahwa kedua belah pihak (Israel dan Palestina) untuk melakukan gencatan senjata dan Israel diminta untuk menarik diri/pasukannya dari kota-kota di palestina. Tetapi pada kenyataannya, Israel tidak menarik pasukannya.

· Resolusi no.1073 (28 September 1996) yang pada intinya meminta agar Israel memastikan keselamatan dan keamanan warga Palestina

· Resolusi no.799 (18 Desember 1992) yang isinya menegaskan kembali penerapan Konvensi Jenewa Keempat untuk semua wilayah Palestina yang diduduki atau diambil oleh Israel sejak tahun 1967, termasuk Yerusalem.

· Resolusi no.1435 (24 September 2002) yang isinya merupakan Panggilan, himbauan atau seruan kepada Israel untuk mundur ke posisinya pada akhir September 2000 (posisi pasukan Israel) dan menghentikan kegiatan militer di dan sekitar Ramallah.[3]

Dengan adanya resolusi-resolusi yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan PBB tersebut, setidaknya telah bisa menciptakan situasi yang kondusif di Palestina. Tetapi tentu saja resolusi-resolusi tersebut tidak sepenuhnya dipenuhi. Ada resolusi yang dilanggar. Contohnya adalah resolusi-resolusi yang telah disebutkan diatas. Pelanggaran atas resolusi tersebut tentunya membawa kembali situasi dan kondisi yang tidak aman di Palestina.

Contohnya adalah pelanggaran Resolusi no.1402 yang isinya meminta kedua belah pihak (Israel dan Palestina) untuk melakukan gencatan senjata dan Israel diminta untuk menarik diri/pasukannya dari kota-kota di palestina. Tetapi resolusi tersebut dilanggar oleh Israel dengan tidak menarik pasukannya.

  1. Sudah sejauh manakah proses diplomasi yang berjalan dalam upaya penyelesaian konflik?

Dalam upaya penyelesaian konflik, diplomasi merupakan cara yang paling baik. Jalan diplomasi sudah banyak terbukti menyelesaikan suatu konflik dengan damai. Dalam berdiplomasi (soft power diplomacy) dalam konflik di Palestina ini, ada first track diplomacy dan second track diplomacy. First track diplomacy menjadikan negara sebagai aktor utama dalam melakukan diplomasi. Sedangkan second track diplomacy, non-state actors merupakan pelaku utama. Contoh first track diplomacy yang dilakukan dalam upaya penyelesaian konflik di Palestina adalah:

· Presiden Palestina, Mahmoud Abbas berkomitmen untuk perkuat negosiasi damai. Presiden Mahmoud Abbas dalam kunjungannya ke Jakarta, Indonesia pada hari Sabtu, 29 Mei 2010, bertemu dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyampaikan tentang perkembangan terakhir proses perdamaian dengan Israel. Mahmoud Abbas juga memuji sikap Indonesia yang konsisten dan konsekuen dalam upaya mendukung kemerdekaan Palestina. Indonesia juga menyatakan siap untuk ambil bagian dalam proses negosiasi perdamaian di Palestina. Menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, negosiasi itulah yang akan mengantarkan Palestina menjadi negara merdeka dan memecahkan masalah secara konsekuen[4].

· Selain diplomasi antar pemerintah, ada juga diplomasi yang menggunakan organisasi non pemerintah (Non Governmental Organization), seperti yang dilakukan Tim Medis Bulan Sabit Merah Indonesia di Palestina yang bertugas untuk membantu atau melakukan aksi kemanusiaan[5].

· Presiden Amerika Serikat Barack Obama, mendesak Israel dan Palestina berkompromi untuk membantu menghidupkan kembali perundingan perdamaian. Obama juga mengatakan kesediaannya sebagai penengah dalam perundingan.

  1. Adakah pelanggaran-pelanggaran (contoh: pelanggaran HAM) yang dilakukan dalam konflik tersebut?

Dalam setiap konflik, tidak bisa dihindarkan dari pelanggaran-pelanggaran, terutama pelanggaran HAM. Salah satu pelanggaran yang baru-baru ini dilakukan adalah penggunaan bom fosfor oleh Israel. Bom fosfor tersebut mengenai kompleks bangunan milik Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA)[6]. Bom fosfor dinilai melanggar hukum internasional karena mempunyai efek membakar. Bahkan bangunan saja bisa hancur karena asap fosfornya. Di pihak Palestina, penggunaan anak-anak sebagai tentara juga merupakan pelanggaran. Dalam suatu konflik, anak-anak dan wanita harus dilindungi. Selain itu, korban jiwa dari anak-anak juga muncul akibat konflik di palestina ini. Contohnya adalah tewasnya 624 anak di Gaza termasuk 214 anak sejak penarikan mundur Israel dari jalur Gaza pada bulan Agustus 2005[7]



[1] Iqbal, Akhmad 2010 , ‘Perang Arab-Israel’ dalam Perang Perang Paling Berpengaruh Di Dunia , JB Publisher, Yogyakarta hal.153

[2] ‘15000 Demonstrate In London On 10 May’ dalam London protest calls for Free Palestine dari http://www.palestinemonitor.org/spip/spip.php?article407

[3]mideast situation/Palestine question - Two States vision affirmed - SecCo resolution dari ‘2002’ http://domino.un.org/UNISPAL.NSF/vCouncilRes

[4] DAY, 2010, ‘Palestina Perkuat Negosiasi Damai’, Kompas, 30 Mei, hal. 1&11

[5]‘Rencana Bulan Sabit Merah Indonesia di Palestina’ dari http://www.tempointeraktif.com/hg/timteng/2009/01/03/brk,20090103-153583,id.html

[6]ONO, 2009, ‘Gudang PBB Hancur Dihantam Bom Fosfor Israel’ dari http://nasional.kompas.com/read/2009/01/16/07252772/gudang.pbb.hancur.dihantam.bom.fosfor.israel

[7] Kuncahyono, Trias 2009 ‘Kembang Api Kematian’, dalam Jalur Gaza Tanah Terjanji, Intifada dan Pembersihan Etnis, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, hal.247


BAB III

KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa konflik di Palestina merupakan konflik yang sudah berjalan sejak lama dan belum berakhir hingga saat ini. Sejarah konflik dan unsur politik yang dibumbui dengan isu agama semakin membuat konflik ini semakin sulit untuk diselesaikan. Palestina dengan konflik intern antara Fatah dan Hamas semakin mempersulit proses penyelesaian konflik karena masyarakat Palestina menjadi sulit bersatu. Di lain pihak, Israel juga dianggap mempersulit upaya perdamaian karena selalu melanggar Resolusi yang dikeluarkan oleh DK PBB.

Bantuan pihak asing seperti negara-negara Arab dan negara-negara lain di dunia sangatlah memberikan pengaruh. Tidak hanya bantuan untuk menjadi mediator dalam bernegosiasi, tetapi juga bantuan kemanusiaan.

Tidak ada kepastian konflik ini akan selesai selama kedua belah pihak masih saja saling menyerang, saling menyimpan dendam dan tidak patuh terhadap resolusi-resolusi yang diberikan.


DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Iqbal, Akhmad 2010 , Perang Perang Paling Berpengaruh Di Dunia , JB Publisher, Yogyakarta

Kuncahyono, Trias 2009, Jalur Gaza Tanah Terjanji, Intifada dan Pembersihan Etnis, Penerbit Buku Kompas, Jakarta

SURAT KABAR :

‘Palestina Perkuat Negosiasi Damai’, Kompas, 30 Mei 2010, hal. 1&11

ON LINE:

Hajj Amin al Husseini, (Haj Amin el Husseini) Grand Mufti of Jerusalem (Hussayni) Definition’ diakses pada tanggal 29 Mei 2010 dari < http://www.zionism-israel.com/dic/Haj_Amin_El_Husseini.htm>

Israel Invades Lebanon’ dalam A History of Conflict, diakses pada tanggal 29 Mei 2010 dari <http://news.bbc.co.uk/2/shared/spl/hi/middle_east/03/v3_ip_timeline/html/1982.stm>

Occupation, Land & Settlements’ dalam In a Nutshell: Israeli Palestinian Conflict, diakses pada tanggal 29 Mei 2009 dari < http://www.mideastweb.org/nutshell.htm>

‘15000 Demonstrate In London On 10 May’ dalam London protest calls for Free Palestine, diakses pada tanggal 30 Mei 2010 dari <http://www.palestinemonitor.org/spip/spip.php?article407>

‘mideast situation/Palestine question - Two States vision affirmed - SecCo resolution’ dalam 2002, diakses pada tanggal 30Mei 2010 dari

‘Rencana Bulan Sabit Merah Indonesia di Palestina’ diakses pada tanggal 30 Mei 2010 dari <http://www.tempointeraktif.com/hg/timteng/2009/01/03/brk,20090103-153583,id.html>

‘Gudang PBB Hancur Dihantam Bom Fosfor Israel’ diakses pada tanggal 30 Mei 2010 dari

1 komentar:

  1. Nice article. AKan lebih baik jika teknik referensi menggunakan endnotes yang akan mengurangi ketidaknyamanan dalam membaca.

    BalasHapus